Jumat, 20 Mei 2011

JANGKRIK Vs UANG


Seorang  Seniman  tua bernama Rejo  bertemu   dengan  sahabat  karibnya  yang   kini  menjadi konglomerat kaya, Harto. Sudah  sekian puluh tahun  mereka tidak saling  berjumpa. Kini mereka memutuskan untuk menghabiskan hari itu dengan berjalan kaki  mengelilingi kota sambil mengenang persabahatan mereka di masa kanak-kanak dulu. 
Tanpa  kenal lelah mereka berjalan, bertukar pengalaman dan bersenda gurau. Hari pun beranjak petang. Mereka tiba di  sebuah pasar malam yang  ramai penuh dengan lalu  lalang pengunjung. Tiba-tiba  Rejo  berhenti, terdiam  terpaku. Bibirnya tersenyum. Matanya terpejam, seakan menikmati sesuatu. Rekannya, Harto,  terheran-heran melihat  kelakuan Rejo. "Ada  apa?" tanyanya.
 "Sst, tidakkah  kau  mendengar suara  yang  indah ini?"  tanya  Rejo.
"Aku  hanya mendengar suara riuh rendah kerumunan orang-orang di pasar malam ini. Suara  apa yang kau dengar?" tanya Harto.
"Nyanyian merdu seekor jangkrik."  Jawab Rejo.
Harto  semakin keheranan. Ia sama sekali  tak mendengar suara jangkrik, apalagi di  tempat yang ramai  seperti itu. Kemudian,  Rejo berjongkok ke arah  selokan. Perlahan  tangannya mengais sebuah lubang yang  agak tersembunyi. Dan, hup, dari lubang itu meloncatlah seekor jangkrik jantan  hitam legam  gagah   dengan  garis   kuning  cantik   di  lehernya..  
Harto membelalakkan matanya penuh takjub. "Kau benar-benar seorang seniman sejati jo, sampai kamu mampu mendengarkan suara  alam meski sangat  lirih. Indera  pendengaranmu  sangat tajam  dan  luar biasa."  puji  Harto  terkagum-kagum. 
Rejo  itu tersenyum. "Ah,  sebenarnya pendengaranku  ini tidak  seberapa dibanding  dengan pendengaran dan penglihatan orang-orang kebanyakan."
Lantas, Rejo merogoh saku celananya, mengambil  segenggam uang logam  dan melemparkannya ke  trotoar. Suara uang logam itu bergemerincing.  Segera saja semua orang di  sekitar mereka berhenti  dan terdiam.  Mata-mata mereka  mengamati kemana  uang-uang logam  itu menggelinding.  Bahkan, ada  beberapa orang  yang mencoba  memungutnya.
Kata  Rejo, "Benar kan? Mereka mungkin tidak bisa mendengar nyanyian  jangkrik tadi, tetapi mereka takkan menyia-nyiakan suara uang
             

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Saat Prapti pergi

Suatu ketika, Galuh mengajak Prapti menemui Tejo di sebuah rumah makan, di sekitar tempat wisata alam. Mereka akhirnya memutuskan untuk m...