Selasa, 22 Mei 2012

Tejo sang Pemanah


Suatu ketika, hiduplah seorang bijak yang mahir memanah. Dia, mempunyai 3 orang murid yang setia. Ketiga pemuda tersebut, sebut saja namanya Seno, Broto dan Tejo, amatlah tekun menerima setiap pelajaran yang diberikan oleh guru tuanya itu.
Mereka bertiga sangat patuh, dan tumbuh menjadi 3 orang pemanah yang ulung. Telah banyak buruan yang mereka dapatkan. Bidikan mereka bertiga sangatlah jitu. Sampai suatu ketika, tibalah saat untuk ujian bagi ketiganya.

Api dan Asap Tejo


Pada suatu ketika, dalam perjalanan pulang dari kepulauan seribu, Tejo menempuh jalan laut melewati ombak yang besar. Kapal yang ditumpanginya tidak dapat mempertahankan kendali karena terjangan ombak yang tinggi, akhirnya tenggelam diterjang badai. Semuanya porak poranda. Tak ada  awak yang tersisa, kecuali satu orang, Tejo yang berhasil mendapatkan pelampung. Namun, nasib baik belum berpihak pada Tejo. Dia terdampar pada sebuah pulau kecil tak berpenghuni, sendiri, dan tak punya bekal makanan.
Dia terus berdoa pada Tuhan untuk menyelamatkan jiwanya. Setiap saat, dipandangnya ke penjuru cakrawala, mengharap ada kapal yang datang merapat. Sayang, pulau ini terlalu terpencil. Hampir tak ada kapal yang mau melewatinya. Sambil berharap, Tejo membangun sebuah gubuk sederhana sekedar untuk menghindarkan badannya dari terik matahari dan hujan. Gubuk itu dia buat dengan cermat dan kokoh, sehingga tidak mudah roboh oleh terjangan angin pantai. Selepas membangun gubuk,  untuk menghangatkan badannya, Tejo membuat perapian.

Senin, 21 Mei 2012

Ombak Banyu

Suatu saat Tejo pergi ke tempat terpencil didunia. tempat itu bernama Ombak Banyu
Dia kesana dengan teman-temannya, Saleh, Memet dan Mursid
"Leh, berani tidak kamu masuk ke ombak banyu?", tanya Mursid
"Aduh, berani sih berani, tapi resikonya kan besar Leh, aku dan Tejo pikir-pikir dulu ya?" jawab Mursid sebelum mereka memutuskan untuk pergi ke Ombak Banyu.
"Kalau kamu Met, berani tidak?", tanya Saleh lagi kepada Memet
"Memet kok tidak berani, kecil", sahut Memet dengan nada sombong. "Aku kan jagoan pergi kesana, lagian aku kan hafal jalannya", lanjut Memet.

Jumat, 18 Mei 2012

Tejo dan Rahasia Borobudur

Tejo berhayal, suatu hari nanti akan mendapat bongkahan emas di Borobudur. Dia mencoba berpikir bagaimana caranya dia bisa mendapatkan itu.
Suatu hari dia bertemu dengan Syeh Maulana, seorang jin dengan perawakan kekar dan terlihat garang. Tejo bertanya padanya, "Benarkah ada rahasia besar di balik bangunan candi Borobudur?"
"Benar!", sahut Syeh Maulana
"Bisakah kamu ceritakan?", tanya Tejo lagi
"Terus terang saja, aku tidak bisa cerita ke kamu, ke manusia yang lain juga seperti kamu", jawab Syeh Maulana
"Sebegitu pentingkah itu?", tanya Tejo lagi.
"Sangat penting, sehingga akan membuat manusia salah jalan!", timpal Syeh Maulana

Senin, 14 Mei 2012

Nilai Sebuah Cinta


Alkisah di suatu pulau kecil, tinggallah berbagai macam benda-benda abstrak: ada CINTA, KEKAYAAN,KECANTIKAN, KESEDIHAN, KEGEMBIRAAN dan sebagainya.

Awalnya mereka hidup berdampingan dengan baik dan saling melengkapi. Namun suatu ketika, datang badai menghempas pulau kecil itu dan air laut tiba-tiba naik semakin tinggi dan akan menenggelamkan pulau itu. Semua penghuni pulau cepat-cepat berusaha menyelamatkan diri.
CINTA sangat kebingungan sebab ia tidak dapat berenang dan tak mempunyai perahu. Ia berdiri di tepi pantai mencoba mencari pertolongan. Sementara itu air makin naik membasahi kaki CINTA.
Tak lama CINTA melihat KEKAYAAN sedang mengayuh perahu.

Selasa, 08 Mei 2012

Do Anything With Respect


Bicara tentang rasa hormat, maka kita bicara pada kepribadian masing-masing individu.
Ini akan mengarah pada salah aspek kehidupan manusia bernama aspek etika dan moral, yang diikuti oleh aspek Humanity dan juga diawali dengan aspek Religion.Membicarakan ini akan menjadi sangat krusial, dimana setiap orang mempunyai tuntutan terhadap dirinya akan penghargaan orang lain.
Banyak orang ingin terlihat bahwa dia bekerja dengan baik, dengan melakukan pekerjaan itu di depan orang banyak, apalagi atasannya. Sebetulnya nilai yang ada pada orang tersebut justru menampakkan bahwa dia bekerja hanya untuk mencari "DECAK KAGUM dan PENGHORMATAN" semu, padahal orang yang melihatnya merasa mereka tidak ber-etika.

Rabu, 02 Mei 2012

Debat Unta dan Keledai


Suatu hari, seekor keledai dan seekor unta ditempatkan dalam  satu istal.
Dlam kebersamaan itu, munculah sebuah perdebatan antara keduanya.
"Mengapa ya...",keledai memulai pembicaraan, "Aku selalu ingin tahu. Mengapa saat menuruni bukit, aku suka terjatuh dan bawaanku tumpah berceceran sehingga majikanku memukuliku, sementara kau turun dari bukit dengan penuh ketenangan?".
"Apakah kau diberikan suatu kelebihan? Mengapa kau tak pernah jatuh berguling-guling sepertiku?” lanjut si keledai. "Padahal kita sama-sama punya kaki empat dan nafas yang kuat kan?", lanjut keledai lagi.
Unta menjawab, “Lancarnya turunku dari bukit adalah sebuah anugerah. Tapi tentu saja ada perbedaan antara kau dan aku". 
"Apa bedanya antara aku dan kau?", Tandas si keledai.

Saat Prapti pergi

Suatu ketika, Galuh mengajak Prapti menemui Tejo di sebuah rumah makan, di sekitar tempat wisata alam. Mereka akhirnya memutuskan untuk m...