Kamis, 16 November 2017

Paimin dan Rijalul Ghaib (Part 6)

Di hari yang terik, disebuah sungai, Pleret, Tejo memancing dengan seriusnya. Dia akhirnya mendapatkan banyak ikan, karena memang sungai itu masih sangat bagus airnya. Tak lama kemudian, Paimin datang dengan membara tiga buah joran pancing.
Paimin mendekati Tejo, sembari mengarahkan mata kailnya ke spot yang diprediksikan banyak  ikannya. Sembari memancing mereka bercakap-cakap dengan serius.
“Jo... dapet berapa, banyak?”, tanya Paimin.
“Lumaya Min... nih, segini... oh ya Min, bagaimana dengan kajian kita yang lalu?”, Tanya Tejo.
“Oh ya... bagaimana kalau kita lanjut lagi Jo, setuju?”, tanya Paimin.

Jumat, 03 November 2017

Paimin dan Rijalul Ghaib (Part 5)

Suatu hari, Paimin dan Tejo berjalan di sebuah hutan yang dikenal sebagai tempat angker oleh masyarakat gunung Merapi. Mereka akhirnya memutuskan untuk melakukan perenungan di bawah poho beringin yang besar. 
Tejo berkata kepada Paimin. "Min.. bagamana kalau kita kembali bahsa Rijalul ghaib kita yang waktu itu?"
"Oke Jo... dulu kalau gak salah sampai kajian ke 20 ya?", Jawab Paimin.
"Yup...", Tejo segera menjawab dengan cekatan.
Tapi kali ini langsung saja sampai kajian 25 ya Jo... ", Paimin akhirnya melanjutkan kajiannya. 

Rabu, 20 September 2017

Who Is Him, Satrio Piningit (2)

Siapakah dia?
Apakah dia ada?

Pertanyaan itu selalu muncul di benak kita. Mari kita kaji lebih jauh tentang Satrio Piningit ini dari versi penulis.

Dalam bait 168 disebut bahwa Satrio Piningit itu terlahir dalam keadaan Lola, artinya dia yatim piatu, tak bersanak saudara. Dia hidup sebatangkara dengan kesulitan-kesulitan yang dihadapinya, yang membuatnya tegar dalam mengarungi kehidupannya dengan segala macam cobaan hidup. Pertanyaan yang muncul, apakah ini hanya melihat sejarah akan kehidupan Yang Mulia Rasulullah SAW yang kecil dalam keadaan Yatim Piatu? Wallahu'alam...

Selasa, 19 September 2017

Paimin dan Rijalul Ghaib (Part 4)

Sejak saat itu, Paimin lebih sering menggunakan waktu untuk mendalami Rijalul Ghaib yang ia pelajari dalam buku kegelapan.
Paimin membaca kajian ke 16 :
" Wahai para penempuh Jalan Spritual Berhati-Hatilah jika bertemu dengan Tokoh spritual di manapun mereka berada.. Jangan pernah mengikuti/menghafal kalimat - Kalimat yang tidak engkau fahami arti dan maksudnya...dan jangan menerima Barang kramat apapun.

Rabu, 06 September 2017

Paimin dan Rijalul Ghaib (Part 3)

Pada dua kajian sebelumnya, Paimin, Tejo dan Panjul menyepi di tempat yang tenang, maka pada pertemuan mereka yang ketiga masing-masing mengajak teman satu, Paimin mengajak Harjo, Tejo mengajak Soma, dan Panjul mengajak Tiwuk.
Atas Prakarsa Tejo, maka kajian kali ini dilakukan di sebuah rawa di atas rakit, dengan diterangi cahaya lilin saja, dan mereka bersepakat hanya Paimin yang menerangkan, dan mereka hanay boleh bertanya saat diberi kesempatan oleh Paimin.
Tejo: “Min, berdasar kesepakatan, sekarang silahkan untuk memberikan kajian selanjutnya”
Paimin: “Siap Jo, oke .. mari kita lanjutkan sekarang. Kemarin kita sampai ke kajian 10, sekarang kajian ke 11 : " Teliti dan Fahamilah orang-orang yang  ada di sekitar kita.. Karena seringkali ada mahluq ghaib yang  suka Jahil/iseng yang memiliki kemampuan tinggi menjelma menjadi orang-orang yang  kita sayangi...Jadi jangan terlalu Kaget, kecewa atau sakit hati bilamana secara tiba-tiba anak, istri serta saudara kita berubah perilaku juga fisiknya... Bisa jadi ada mahluq ghaib yang menguasai tubuh mereka...”, sedikit menghela nafas, Paimin bertanya ke teman-temannya, “Ada pertanyaan?”
Harjo yang baru pertama kali ikut langung menyambut kesempatan itu dengan sebuah pertanyaan.
Harjo ;”Apakah semua seperti itu Min?, ciri-cirinya bagaimana?”
Paimin:” Tidak semua Jo, coba baca surat dalam Alqur’an yang kamu bisa, dan perhatikan cara makannya, rakus tidak, pakai tangan mana?”
“Kalau rakus dan tangan kiri?”, sambut Tiwuk
Paimin:”Itu salah satu cirinya”.
“Lalu solusinya bagaimana Min?”, tanya Tejo. Paimin kemudian menjawab pertanyaan itu, “Solusinya agar terhindar dari semua kejadian buruk itu Rutinlah sholat berjamaah di rumah, bacalah Al-Quran dan amalan ibadah lainnya yang  sesuai syariat Islam.. InsyaAllah rumah dan keluarga besar kita akan terhindar dari perbuatan jahil mahluq ghaib yang  tidak di ridhoi Allah swt...”
“Oh...”,seloroh teman-teman Paimin.
Paimin:” Lanjut ke kajian ke 12 : Hati-Hatilah Para Pecinta Allah swt dan Nabi Muhammad saw. karena Ghaib yang  Jahil / Ghaib yang  tidak mendapatkan Hidayah dari Allah swt selalu memantau kegiatan Anak cucu Adam setiap detiknya... Kemampuan Ghaib tersebut dalam merekam jejak prilaku anak cucu adam sangatlah kuat dan cepat... Dan Rekaman itu di manfaatkan oleh si Ghaib tersebut ketika para pencari Ilahi telah wafat... Jika Para pencari Ilahi wafat dan Maqomnya Waliyulloh maka selamatlah Manusia dari kesesatan yang  akan di ciptakan si Goib...”
“Terus apa yang akan terjadi Min?”, Tukas Soma
Paimin: “Namun jika Para pencari Ilahi gagal menduduki maqom Waliyulloh maka si Ghaib akan leluasa menyesatkan Umat manusia dengan memakai Nama Para pencari Ilahi yang  gagal mencapai derajat waliyulloh... Renungkanlah dan bersungguh-sungguh dalam mencapai Ma'rifatulloh yang  di Tetapkan Allah swt... Untukmu...”
Di tengah rawa, sepi dan hanya terdengar aliran sungai... mereka terdiam beberapa saat untuk memahami kajian ke 12. Kemudian terdengar suara Paimin kembali. “Kita lanjut ke kajian ke 13 Sebisa mungkin hindari Tidur atau istirahat dalam keadaan tanpa Busana/Pakaian...!”
“Harjo .. kenapa senyam senyum”, kata Tiwuk..
“Nggak Wuk... kamu kan cewek sendirian diantara kami, jadi... gimana ya.. maaf bayangin kamu...”, jawab Harjo
“Ngaco Har... Mesum loh..!’ omelan Tiwuk sambil mencubit Harjo
“Kenapa Min?”, tanya Tejo...
Paimin segera menjawab, “Begini Jo, Karena Alam/Mahluq Ghaib yang  rendahan dan tidak berakhlaq serta tidak di ridhoi Allah swt akan meniduri / menindih tubuh dari arah yang dia sukai... Larang keras bagi kaum wanita tidur /istirahat hanya mengunakan sehelai kain/ selimut... Usahakan kaum wanita memakai baju piyama atau baju tidur yang  pantas dan layak... Ini semua demi keamanan harga diri dan menghindari diri mereka kaum wanita di setubuhi oleh Ghaib yang  Jahil/Ghaib yang  tidak di ridhoi Allah swt...”
Tejo,” Jadi kita harus berhati-hati karena Mahluq Ghaib itu tidak dapat di lihat oleh mata biasa... Semoga Allah swt selalu memberikan kita Ilmu yang bermanfaat serta barokah juga selalu mendapatkan perlindungan dari Allah swt.., gitu kan?”
Paimin: “Iya Jo, lanjut ke kajian ke 14 , Bilamana Para Salik/Murid mengalami telinga Dalam keadaan Tuli atau berdenggung secara Tiba-tiba di suatu tempat maka ada baiknya sebisa mungkin tinggalkan tempat kejadian tersebut secepatnya... Karena tempat tersebut sedang berlangsung
Pertempuran Ghaib secara Massal /berkelompok dari dua kekuatan yang saling ingin memusnahkan...”
“Caranya?”, mereka berlima bertanya hampir serentak.
“Jika mampu carilah Masjid/mushola kemudian berwudhulah dan sholat tobat 2 rekaat...lalu baca Istigfar,sholawat dan Tahlil sampai suasana hati dan telinga kembali Normal...
Setelah Normal cari jalan yang berlainan arah dari tempat tersebut atau jika terpaksa harus melewati jalan tersebut kembali maka perbanyak Sholawat dalam Hati..., jawab Paimin, “Ini semua demi keamanan Ruhani Salik/murid dari pengaruh/ganguan Ghaib yang sedang berkonflik  tersebut....”

Paimin dan Rijalul Ghaib (PART 2)

Suatu hari, Paimin dan Tejo kembali melakukan aktivitas keseharian mereka yang sukai, yaitu nenepi di pinggir kali Garingkunang. Mereka melanjutkan membahas tentang Rijalul Ghaib.
Tejo memulai pembicaraan kepada Paimin, “Min, masih ingat saat kita jalan-jalan dulu?”
“Masih bro, kita membahasa Rijalul Ghaib kan? Bagaimana kalau kita lanjutkan lagi”, jawab Paimin
Dengan mengangguk tanda setuju, Tejopun menjawab “Oke Min... dulu sampai kajian ke 5, tentang Salik”

Sabtu, 12 Agustus 2017

Paimin dan Rijalul Ghaib (Part 1)

Pada suatu pagi, Tejo mengajak Paimin ke gua "Jati" yang berada di desa Magruk. 
Di Gua tersebut mereka berencana menyusuri sungai yang ada di dalamnya. Dalam perjalanan menuju gua, Tejo dan Paimin dikagetkan dengan adanya ular besar dengan Mahkota di kepalanya. 

Tejo mencoba menenangkan hati, begitu juga dengan Paimin. Menurut cerita orang, jika ada orang yang bertemu dengan ular itu, aka orang itu akan menerima ilmu tak terbatas melalui Rijalul Ghaib.

Tejo teringat akan hal itu, kemudian Tejo menanyakan kepada Paimin. Akhirnya Paimin pun menjelaskan, ada 33 Kaidah dalam Rijalul Ghaib.

Rabu, 09 Agustus 2017

Spiritualitas yang tergadai (Part 2)

Setelah kejadian tersebut, Tejo sangatlah mengidam-idamkan Galuh. Di setiap langkah Galuh, dia selalu mencoba untuk menghadirkan kebahagiaan hidup.
Hingga pada suatu hari, Tejo dan Galuh bertemu di sebuah Rumah makan tanpa di sengaja.

Tejo; "Galuh? Suka mie ayam ya?"
Galuh: "Eh mas Tejo, iya nich... my favourite one". "Mas Tejo juga suka ya?"
Tejo: "Iya..."

Sabtu, 10 Juni 2017

WHO IS HIM? SATRIO PININGIT (1)

Dalam Mitos orang-orang Jawa, sangatlah populer apa yang disebut dengan Satrio Pingit.
Sebenarnya apa dan siapa satrio piningit itu?
Satrio Piningit muncul dari sebuah ramalan sRaja Joyoboyo dalam serat Kalatida.
Pertanyaannya muncul dari dua kata dalam konsep itu. Satrio dan Piningit. 
Melihat dari bahasa Satrio, maka kita dapat menyimpulkan bahwa dia adalah seorang laki-laki. Bisa berasal dari rakyat jelata atau dari pejabat. Satrio kalau dalam tradisi Jawa kuno, berarti seorang trah Kerajaan, yang mempunyai darah biru dan masih berhubungan dengan kekuasaan.
Piningit, mengandung arti yang tersembunyi. Tersembunyi disini mempunyai banyak pengertian,

Saat Prapti pergi

Suatu ketika, Galuh mengajak Prapti menemui Tejo di sebuah rumah makan, di sekitar tempat wisata alam. Mereka akhirnya memutuskan untuk m...