Selasa, 31 Juli 2012

Saat Tejo Berjalan Kaki


Suatu hari Tejo sedang berjalan di pegunungan dan menemukan sebongkah berlian dalam sebuah sungai. Tak lama kemudian ia bertemu dengan seorang pejalan lain yang tampaknya sangat kelaparan. Lalu Tejo membuka tas ranselnya dan memberikan beberapa potong roti padanya. Tanpa sengaja pejalan yang kelaparan itu melihat batu berlian itu berkilauan dan memohon agar ia diberikan batu berlian itu saja. Tejo memberikannya begitu saja tanpa berat hati.

Pejalan itu meninggalkan Tejo dengan gembira. Ia merasa sangat beruntung karena telah mendapat batu berlian tiada ternilai harganya. Bila ditukar, berlian itu dapat memenuhi semua kebutuhan selama hidupnya.

Tetapi, beberapa hari kemudian ia menemui Tejo untuk mengembalikan batu berlian itu.

"Telah aku pikir-pikir," katanya. "Saya tahu betapa tak ternilainya harga batu berlian ini, tapi kali ini aku kembalikan padamu dengan harap agar kau berkenan memberikan padaku sesuatu yang jauh lebih berharga. Mohon berikan padaku sesuatu yang ada dalam jiwamu yang membuatmu mampu memberikan batu berlian ini padaku."

Terkadang yang dibutuhkan orang lain bukanlah kekayaan yang kau berikan pada mereka, tetapi apa yang ada dalam dirimulah yang dibutuhkan oleh orang lain.

Tejo kemudian memberikan petuah pada sang pejalan kaki,

Tahukah engkau,
engkau menanam pohon tapi tak mengajak tanah
engkau menanam pohon tapi tak mengajak air
engkau menanam pohon tapi tak mengajak musim
engkau menanam pohon tapi tak mengajak pohon
engkau hanya menanam dirimu sendiri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Saat Prapti pergi

Suatu ketika, Galuh mengajak Prapti menemui Tejo di sebuah rumah makan, di sekitar tempat wisata alam. Mereka akhirnya memutuskan untuk m...