Selasa, 12 Juni 2012

Terusik masa lalu

Sedang jalan-jalan di mall, tiba-tiba bahu Rina ditepuk seseorang.  Saat ia menengok, di situlah matanya bertemu dengan mata yang sempat mengisi hari-harinya beberapa tahun lalu.Tejo.
 “Apa kabar, Rin?”
Hanya tiga kata membuat semua kenangan dengan Tejo bangkit di benak Rina.  Mendadak Rina lupa bahwa dulu ia memutuskan hubungan 9 tahunnya dengan Tejo karena lelaki itu mempunyai perasan lain pada seorang wanita.
Sejak pertemuan tak sengaja itu, Rina sering melamun.  Ternyata sudah putus selama 9 tahun tak membuat jejak Tejo hilang sepenuhnya dari pikiran.  Tentu ini semua di luar pengetahuan Eko, suami Rina. 
Salahkah Rina jika ia memutuskan untuk mengirim SMS pada Tejo keesokan harinya?  Pesan singkat sesederhana “Hai, lagi apa?” tentunya takkan berakibat apa-apa, bukan?  Toh sekarang baik Rina maupun Tejo sama-sama punya pasangan.
Saat menerima balasan berupa “Pas banget lagi mikirin kamu” tak bisa dibohongi bahwa jantung Rina berhenti berdetak sekitar 2 detik, dan disambut dengan kupu-kupu berterbangan di dalam perutnya.  Mungkinkah perasaan itu kembali? 
Setelah itu, otak pun mulai ikut bereaksi.  Mulai timbul pikiran-pikiran seperti: “Mungkin dia berubah” atau “I knew he’s always been the one.”  Lebih jauh lagi, timbul keraguan: “Lalu bagaimana dengan Eko?  Eko baik, pintar, sempurna.  Tapi dia bukan Tejo.”
Salahkah Rina lagi saat menerima ajakan makan siang dari Tejo? 
It’s just lunch, it’s not a date.  Kalau pergi makan malam, itu baru kencan namanya.  It’s just a casual thing.  Semua orang juga biasa kok makan siang sama temannya.  Yah walaupun emang mesti cari tempat yang nggak banyak orang sih, males aja banyak pertanyaan kalo ada yang lihat aku sama Tejo lagi.  Males aja dikira macem-macem, sementara ini cuma makan siang.
Cuma makan siang.
Salahkah Rina saat telepon-telepon dari Tejo kembali mewarnai hari-harinya?  Salahkah bila ia tertidur diiringi cerita-cerita Tejo, dan saat telepon dari Eko masuk di ‘call waiting’ ia malas menjawabnya?  Eko mulai membosankan.  Bosan.  Sebal.  Sementara Tejo selalu datang dengan kisah-kisah seru petualangannya.  Baru naik gunung lah, bimbing oranglah… bukan sekadar cerita keseharian yang membosankan. 
Dan salahkah Eko saat suatu hari amarahnya memuncak, menuding Rina yang tampak sudah tak tertarik lagi dengan pernikahan dan hubungan mereka?  Menuntut kejelasan keinginan Rina?  Mengancam pergi meninggalkan Rina?
Haruskah Rina mengejar Eko dan menjelaskan semuanya?  Atau pergi mengadu dan menangis di pelukan Tejo?  Apakah Tejo akan menerimanya kembali?
Entahlah.
Jika Anda pernah ada di posisi Rina, atau sedang menjalani apa yang sedang Rina jalani, tentu Anda sedang sama bingungnya, atau mungkin malah sudah lepas dari jerat salah satu penyebab kebingungan dan sudah aman di pelukan salah satu pihak.  Atau malah sedang terjerembab karena nggak dapat dua-duanya dan kembali ke status jomblo terpaksa?
Saya di sini untuk mengingatkan Anda bahwa benar kata pendiri Negara kita ini: Jas Merah, jangan sekali-sekali melupakan sejarah.  Tetapi, percaya atau tidak, ada beberapa jenis sejarah yang sebaiknya dilupakan, lho, khususnya dalam dunia cinta.  Harus diakui dengan hati lapang bahwa hubungan itu memang pernah terjadi, namun tak perlu diingat-ingat hingga sakit hati.
Lalu bagaimana cara menghadapi si ‘sejarah’ yang muncul tiba-tiba tanpa diduga seperti kasus Rina dan Tejo?  Fokuslah pada kenapa dia yang muncul tanpa aba-aba itu menjadi sejarah.  Pasti ada sesuatu yang salah, karena jika tidak, alih-alih menjadi sejarah, tentu ia akan menjadi masa kini.  Bukan begitu?
Haruskah kita terbuka pada pasangan tentang munculnya sejarah ini?  Tergantung keinginan kita.  Apakah kita ingin kehidupan ini berjalan sesuai rencana, atau ingin coba-coba bermain api?  Jika yang terakhir pilihan Anda, satu hal sebelum Anda terbakar, beritahu pasangan bahwa Anda ingin hubungan diakhiri karena Anda telah menemukan orang baru (yang sebenarnya tak baru-baru amat).  Jika pilihan Anda adalah ingin menjalani kehidupan seperti biasanya, beritahu pasangan bahwa si masa lalu telah muncul kembali dan mencoba menerobos masuk ke hati Anda.  Mintalah bantuannya untuk menghalau sinyal-sinyal cinta yang dikirimkan someone from the past itu.
Manusia dikaruniai hati untuk menyimpan semua kenangan.  Masalahnya, manusia pun dikaruniai free will untuk memilih apakah tetap ingin menenggelamkan diri di dalam kenangan itu atau bergerak maju dan meninggalkan kenangan-kenangan yang menghantui.
Tentunya selalu ada dua sisi mata uang.  Jika memilih untuk menenggelamkan diri di lautan kenangan, coba pastikan dulu… apakah dia siap menjadi pelampung Anda?  Karena mungkin Anda pernah dengar, seperti halnya di gurun, di laut pun sering terjadi fatamorgana.  Apakah yang Anda pertaruhkan ini akan terbayar nantinya dan Anda akan berakhir berdua di pulau indah bersama sang mantan?
Atau selamanya terombang-ambing tak tentu……tanpa siapa-siapa?
Ingatlah.....
Your life, your decision.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Saat Prapti pergi

Suatu ketika, Galuh mengajak Prapti menemui Tejo di sebuah rumah makan, di sekitar tempat wisata alam. Mereka akhirnya memutuskan untuk m...