Kamis, 23 Juni 2011

Ada Tapi Tak Nyata

Beberapa tahun yang lalu, tepatnya tanggal 22 Juni, ada rencana pertemuan dua orang manusia di tempat sejuk di daerah Ciater, mereka berencana bertemu disana jam 1. Sebut saja namanya Tejo dan Rina. Tejo adalah seorang pengusaha terkenal di daerah Sumedang, sedang Rina seorang Manajer Bank Swasta di daerah Cilegon. Mereka berdua adalah mantan pasangan kekasih yang sudah berpisah lama, dan masing-masing sudah dikaruniai anak dari pernikahan mereka dengan pasangan masing-masing.
Beberapa hari sebelum hari H, mereka berencana bertemu di Ciater sekedar untuk melepas kerinduan mereka. Harapan saat itu sudah sangat besar di benak mereka, besok pada tanggal 22 Juni mereka akan bertemu dengan kenangan massa lalu mereka.
Benar, pada hari H, Sumi yang jaraknya lebih jauh berangkat dengan menggunakan mobil BMW-nya menuju Ciater. Dia sudah sangat berharap segera sampai di Ciater, tetapi nasib mengatakan lain, BMW yang dia kendarai mengalami kerusakan mesin di daerah Depok. Dia memanggil montir dengan harapan bisa tepat waktu jam 1 sampai di Ciater.
Tiga jam sebelum sampai jadwal bertemu, Tejo menanyakan pada Rina tentang keberadaannya melalui jejaring sosial, ternyata jawaban yang diperoleh adalah bahwa BMW yang dinaiki Rina mogok di Depok, padahal jarak Depok ke Ciater masih sangat jauh. Dengan sabar Tejo menanti kabar dari Rina dengan tetap berdoa semoga mobil yang dikendarai Rina segera beres dan segera dapat melanjutkan perjalanannya.
Ternyata, sampai jam 12 mobil Rina belum juga jadi, sehingga pupus sudah harapan Tejo bertemu dengan Rina, karena jam 5 sore Tejo ada meeting dengan kliennya yang membicarakan investasi untuk memperbesar usaha Tejo.
Jam 12 akhirnya Tejo menghubungi Rina lewat HPnya, dia sengaja menggunakan nomor baru agar Sumi tidak mengenalinya.
"Assalamu'alaikum", sapa Tejo di dalam percakapan itu.
"Wa'alaikum salam, siapa ya ini?", tanya Rina karena merasa tidak mengenal nomor yang diterimanya.
"Ini aku, masak tidak mengenal suaraku?", tanya Tejo
Memang, suara orang kadang berubah dari aslinya jika di dalam percakapan telepon. Tejo juga tahu itu, lalu ia meyakinkan kalau dia adalah Tejo, lalu Tejo mengatakan bahwa dia tidak bisa menemuinya karena ada acara jam 5 sore. Nampaknya Rina tetap ingin bertemu dengan Tejo , tetapi dengan penjelasan dari Tejo, Rina akhirnya mengalah walau ada kekecewaan yang besar di dalam benaknya.
Rina tetap melanjutkan perjalannanya ke Ciater walau dia yakin tidak bertemu dengan Tejo, tetapi dia terlanjur berjalan jauh, rugi katanya kalau tidak dilanjutkan.
Kemudian Tejo dalam status di jejaring sosial menuliskan "June 22th, my chance to get my special moment fly away, huft.."
Begitu juga dengan Rina, dalam perjalanan pulang ke Cilegon dia juga membuat status di jejaring sosial dengan kata-kata "pjalanan plg dgn mbwa kekecewaan"
Ada tapi tak nyata, Nyata tapi tak ada, mungkin adalah ungkapan yang tepat untuk asa yang melayang bersama kegagalan pertemuan mereka. itulah Sempat yang Terlambat...
Mungkin itu adalah kesempatan yang tidak dapat terulang, Semoga dari cerita tersebut  kita dapat mengambil hikmahnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Saat Prapti pergi

Suatu ketika, Galuh mengajak Prapti menemui Tejo di sebuah rumah makan, di sekitar tempat wisata alam. Mereka akhirnya memutuskan untuk m...