Sabtu, 30 Maret 2013

PSK Vs ABG SOSIALITA



Indonesia, negeri yang sangat mudah menerima budaya asing dengan segala lini kehidupan dan lika-liku terjadinya budaya itu, nampak sangat kontras dengan prinsip negara yang menyatakan bahwa Indonesia adalah negara ketimuran, akan menyaring semua budaya asing yang masuk dan hanya akan menerapkan yang sesuai dengan budaya Indonesia.
Pada masa kini, kalau kita lihat dengan seksama, maka kita akan mendapati fakta yang sangat mencengangkan, yaitu banyak gadis perawan (anak SMP - SMA) yang merelakan dirinya masuk dalam sebuah kalangan "SOSIALITA", dengan memproklamirkan diri mereka sebagai ABG sosialita.
Dulu, sosialita berarti seorang kaya yang dermawan dan banyak menghabiskan waktunya untuk menyisihkan kekayaannya mengurus masalah-masalah yang dapat membantu orang lain, dengan arti kata lain mereka adalah orang yang "aktif secara sosial"

Sekarang, sosialita adalah orang yang sangat kaya (biasanya karena warisan) yang aktif secara sosial dalam konteks berpesta pora, foya-foya, berkumpul dengan sejumlah konglomerat kaya anjing lainnya dan mendapat cakupan perhatian yang cukup besar dari media, secara  frekuensi aktif secara sosial dalam rangka menolong orang-orang yang kurang beruntung menjadi lebih dan sangat sangat kecil, hanya sekadar menjaga citra mereka yang disembunyikan dalam multi-muka, yang menjadikan mereka "Seseorang" yang sebenarnya "bukan siapa-siapa". Biasanya saking kayanya mereka, para sosialita tidak memiliki pekerjaan, atau pekerjaan yang digelutinya hanya ecek-ecek, tetapi entah bagaimana duit dapat mengalir terus. Lalu apa pekerjaan mereka?
Lalu, sekarang apa kegiatan mereka?
Ternyata, mereka mempunyai kegiatan yang menurut mereka adalah "Have Fun", dengan kehidupan glamour dan bersenang-senang dengan dunia mewahnya, "Pacaran" gaya mereka dengan melakukan "KNPI" yang diamankan dengan sebuah alat "Pengaman" demi terhindarnya dari HIV AIDS. Mereka dengan sukarela memberikan kegadisan mereka kepada pacarnya, tanpa ada imbalan, seolah-olah hanya memburu kesenangan semata, atas dasar suka sama suka, atau mereka kadang menjajakan diri mereka kepada "OM-OM BOS BESAR, PENGUSAHA JABLAY (Karena sering bepergian) atau PEJABAT (Suka dinas LIAR) .
Dalam kehidupan mereka, berganti pasangan dengan setiap pergantian melakukan "Intercourse" sudah hal yang biasa, bahkan mereka dengan bangga memberitahukan status mereka yang sudah tidak perawan lagi, dan juga bangga memberitakan hubungan mereka dengan pacar-pacarnya, apapun yang telah dilakukan dan masih banyak yang lainnya.
Kalau kita telisik lebih dalam, apa beda mereka dengan PSK?
Secara fisik, mereka tidak berbeda sama sekali, secara harfiah atas kegiatan mereka, mereka juga tidak berbeda. Lalu, apakah yang membedakan mereka?
Satu yang sangat jelas dan mudah untuk membedakannya adalah, PSK atau nama kerennya adalah WTS, mereka melakukan semua itu demi mengejar uang, dengan transaksi yang mereka lakukan sebelum melakukan hubungan "Intercourse", dengan menetapkan tarif mulai dari kelas "Tikar" sampai Kelas "Hotel bintang 5", dengan berbagai cara menawarkan jasa mereka, baik melalui transaksi secara langsung dengan menjajakan diri di jalanan sampai menawarkan diri melalui media online baik jejaring sosial maupun melalui PIN BB. Berbeda dengan ABG Sosialita, mereka hanya akan memberikan secara sukarela kadang tanpa ada imbalan uang sebagai bentuk transaksi mereka, setiap pergantian pacar, mereka akan melakukan hal yang sama dengan yang pernah dilakukan sebelumnya. Jika mereka melakukan dengan "OM-OM", mereka biasanya akan dihadiahi dengan barang mewah sebagai uang tutup mulut, agar mengamankan para "HIDUNG BELANG" itu dari jeratan hukum dan pasangan mereka.
Jika keduanya akhirnya melakukan "Intercourse" pada setiap hubungannya, lalu apa beda ABG Sosialita dengan PSK?
Apa yang penulis pikirkan mungkin juga sama dengan yang pembaca pikirkan, "LEBIH BAIK MANA ANTARA PSK DAN ABG SOSIALITA?", dan "KALAU PSK DILARANG, KENAPA PEMERINTAH TIDAK MELARANG ABG SOSIALITA?"
Apakah mereka (Pemerintah) dan wakil rakyat (DPR) juga menyetujui adanya gelombang budaya SOSIALITA, ataukah mereka juga melaksanakan pola kehidupan sosialita?
Kehidupan sosialita selalu berhubungan dengan kemewahan dunia, kehidupan glamour dengan barang-barang mewah mereka. 
Pejabat dengan DPR apakah kehidupannya juga tidak bermewahan? Jika mereka bergaya hidup mewah, apakah mereka juga masuk dalam dunia sosialita?
Terserah kepada pembaca yang menanggapi dan memberikan justice atas apa yang tertulis pada blog ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Saat Prapti pergi

Suatu ketika, Galuh mengajak Prapti menemui Tejo di sebuah rumah makan, di sekitar tempat wisata alam. Mereka akhirnya memutuskan untuk m...