Rabu, 07 Februari 2018

Fairy Memories

Dalam keheningan malam, dalam tidur nyenyaknya, Tejo bermimpi bertemu dengan bidadari cantik yang terbang dengan satu sayap di belakangnya. Dalam mimpinya, Tejo bercakap-cakap dengan bidadari itu.
"Siapa Engkau?", tanya Tejo saat melihat bayangan Bidadari terbang melintas di atas kepalanya.
Sang Bidadari kaget, kenapa ada manusia yang bisa melihatnya. Dengan cepat bidadari itu turun menghampiri Tejo yang sedang memandanginya. 
"Kamu bisa melihatku?, siapa namamu?", tanya sang Bidadari
"Oh.. Aku Tejo, siapa namamu?", tanya Tejo pada sang Bidadari
"Sebut aku Dang Hyang Ayu Ratri, atau boleh kau sebut aku Ratri...", jawab sang Bidadari, "Kenapa engkau bisa melihatku?", tanya Ratri
"Aku juga tidak tahu... aku juga tadi kaget melihat bayangan terbang di atas kepalaku...", jawab Tejo
Ratri tersenyum kecut, sepertinya dia sedang dalam kegalauan. Lalu mengatakan bahwa dia sedang mencari sesuatu miliknya yang hilang. Dia sedang mencari-cari miliknya itu.
"Apa yang hilang Ratri, jika Tejo boleh tahu?", "Siapa tahu Aku bisa membantu...", tanya Tejo dengan tetap berhati-hati supaya tidakmenyinggung perasaan Ratri.
Ratri kemudian menceritakan bahwa dia sedang mencari sebelah sayapnya yang hilang. Dia tidak bisa kembali lagi ke alamnya jika hanya dengan satu sayap.
Tejo memperhatikan dengan seksama, kemudian berjanji untuk mencarikan sebelah sayapnya.
Tejo maupun Ratri merasa bahwa mereka sepertinya sudah saling mengenal lama, padahal mereka baru kali itu bertemu. Kemudian mereka membicarakan tentang tata cara hidup manusia dan tata cara hidup bidadari di alam mereka masing-masing. 
Setelah lama berbincang-bincang, Tejo dan Ratri kemudian berjalan bersama menuju sebuah tempat yang dilewati Ratri terakhir kalinya, yaitu sebuah gunung tinggi dengan puncak keemasan. Kemudian dalam mimpi itu, Tejo berjalan menuju puncak gunung itu, kemudian dia melihat ada sayap patah, lalu Tejo mencoba untuk mengambil sayap itu, tetapi....
Tejo terbangun dari mimpi dan mencari-cari Ratri. Tejo akhirnya tersadar bahwa ia hanya bermimpi bertemu dengan Ratri. Tejo kemudian mencoba bangkit dari tempat tidurnya, tetapi dia terkejut melihat ada sehelai bulu sepanjang 1,5 meter, yang dia tahu bahwa tidak ada mahluk sejenis burung yang mempunyai bulu sepanjang itu. Tejo akhirnya tertegun, dan berfikir, apakah sebenarnya dia sudah bertemu Ratri, tidak hanya dalam mimpi?
Setelah satu minggu berlalu, Tejo sedang makan di sebuah cafe, dia melihat seorang wanita cantik yang sepertinya dia kenal. Wanita tersebut berjalan ke arah Tejo. Karena tempat duduk yang ada hanya tersisa di dekat Tejo.
"Maaf mas, boleh duduk disini?", tanya wanita itu
"Silahkan, lagian juga kosong kok...", Tejo mempersilahkan wanita itu untuk duduk di dekatnya.
 "Perkenalkan, nama saya Ratri, mas siapa?", wanita itu mengenalkan diri kepada Tejo.
Tejo kaget mendengar nama itu, dan kebetulan semenjak tadi Tejo seolah mengenali wajahnya, ternyata setelah Ratri memperkenalkan diri, Tejo tersadar bahwa wajah Ratri sama persis dengan bidadari yang ada dalm mimpinya, Dang Hyang Ayu Ratri.
"Saya Tejo..., Raditya Tejo Wicaksana, kalau boleh tahu, nama komplitmu siapa mbak...?", tanya Tejo penasaran.
"Jangan panggil mbak dong mas, panggil dek atau Ratri saja. Nama komplitku Dyah Ayu Ratri Sulistyaningsih", jawab Ratri sambil tersenyum, "Memang kenapa kok tanya nama komplitku mas, apakah ada seseorang yang pernah mas Tejo kenal dengan wajah mirip denganku atau yang namanya sama denganku?", tanya Ratri.
"Ade kok bisa nebak?", tanya Tejo penasaran.
Ratri tersenyum simpul nan manis, kemudian dia berkata dengan lirih, "Ade sepertinya pernah kenal mas, tapi dimana dan kapan, dengan wajah sama persis dan nama yang sama, lewat mimpi, saat itu aku bermimpi bertemu seorang raja di sebuah kerajaan, entah dimana, nama raja itu Prabu Raditya Tejo Arif Wicaksana, hampir sama dengan mas..", cerita Ratri pada tejo.
Tejo akhirnya tertawa, dan kemudian menceritakan bahwa diapun bermimpi bertemu dengan bidadari cantik dengan sayap patah satu, namanya Dang Hyang Ayu Ratri. Sambil makan, mertekapun akhirnya tampak akrab dan saling bertukar nomor HP.
Tejo dan Ratri akhirnya percaya bahwa ada saatnya kejadian itu terjadi dalam mimpi kemudian menjadi kenyataan. Tejo akhirnya berpikir akan indahnya sebuah keadaan jika segala sesuatu berawal dari mimpi, yang akhirnya menjadi nyata.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Saat Prapti pergi

Suatu ketika, Galuh mengajak Prapti menemui Tejo di sebuah rumah makan, di sekitar tempat wisata alam. Mereka akhirnya memutuskan untuk m...