Sabtu, 27 Januari 2018

Ruang Kosong


Di perjalanan, Tejo bertemu dengan Ratna, mereka saling berkenalan dalam kereta menuju Surabaya.
Tejo mengenalkan dirinya, “saya Tejo, nama komplit saya adalah Tejo Putro Anggodho, anda siapa ya, boleh tahu nama anda?”
Ratna menjawab dengan sedikit tersipu, “nama saya Ratna, Ratna Ayu Putri”.
Berawal dari perkenalan itu, merekapun akhirnya bercerita tentang pekerjaan dan keluarga mereka. Tejo adalah seorang pengusaha Kayu  dan mebel ekspor impor, sedangkan Ratna adalah seorang pengusaha restoran. Mereka juga menceritakan susah senang dalam pekerjaannya.
Saat Ratna bercerita tentang keluarganya, terlihat dengan jelas oleh Tejo raut uka dan tetes air mata di sudut mata Ratna. Akhirnya Tejo pun tertegun dan mencoba untuk tidak berkomentar.
“Begini Mas, aku sudah berkeluarga, tetapi aku merasa suamiku tidak pernah memperhatikanku, dia terlalu sibuk dengan dirinya sendiri.Lalu untuk apa diriku ini?”, keluh Ratna sesampai di Yogyakarta.
“Jangan begitu dek, (karena Tejo lebih tua dari Ratna) Semua itu pasti ada hikmahnya”. Nasehat Tejo pada Ratna. Kalau boleh tahu, apa pekerjaan suami Ade?”
“Dia seorang kontraktor mas.”, jawab Ratna. “Memang kami diberi banyak kelebihan harta, tetapi diriku merasa tidak bahagia dengan semua harta kami”.
Menengar cerita Ratna, maka Tejopun memberi saran dengan sebuah logika tentang Cinta dan kebahagiaan serta ruang kosong di hati.
“Begini dek, Setiap orang mempunyai ruang kosong di hatinya, ketika seseorang datang dan kita berpikir bahwa dia mengisi ruang kosong itu, sebenarnya dia hanya berdiri di depan pintu dan menyamarkan ruang kosong tersebut. Ruang kosong di hati kita tetap ada dan tak akan pernah benar-benar terisi.”. Nasehat Tejo
“Maksudnya apa mas?”, Ratna sangat penasaran dengan perkataan Tejo.
“Maksudnya adalah kita kadang tidak menyadari bahwa kita hanya melakoni kehidupan kita, tidak lebih.”, Tejo kemudian melanjutkan lagi, “Cuma karena hati harus terisi, dan rasa haruslah cinta, maka kerapkali manusia berlari dan mencari, entah apa ..... Cuma karena sepi diartikan mati, dan luka tak boleh ada, maka manusia berpikir sudah menemukan apa-apa. Padahal kita sudah merasa lelah...., dan kita telah sampai dimana kita merenung dan menyadari, bahwa kita tidak pernah menemukan apa-apa. Dan seumur hidup kita hanya pura-pura bahagia.”
“Mungkin itu yang kau lakukan dek”, lanjut Tejo
“Iya mas.. “, ratna menyahut pernyataan Tejo dengan merebahkan kepalanya di bahu Tejo. Tejopun mengelus kepala Ratna dengan lembut, membiarkan Ratna menangis dalam peluknya. Kemudian Tejo melanjutkan lagi, “Kita menjadi bermakna bukan ketika cinta menghampiri kita, tapi kita merasa sudah bermakna sejak kita berharap cinta menghampiri kita, karena apa yang lebih bermakna dalam hidup kecuali harapan?”
“Benar mas... harapan adalah sesuatu yang menyenangkan..”, jawab Ratna dalam isak tangisnya
“Dek, bahagia itu pasti di cari semua orang, tetapi sayang bahagia itu tidak bisa kita genggam dan kita simpan dek. Tetapi ada beberapa tips supaya kita bisa merasakan aroma kebahagiaan itu. “, lanjut Tejo
“Bagaimana mas?”, tanya Ratna lagi penuh semangat sambil mengusap air matanya
Tejo kemudian melanjutkan dengan tenang, Ingatlah aturan sederhana tentang Kebahagiaan :
1. Bebaskan dirimu dari kebencian serta iri dan dengki
2. Bebaskanlah pikiranmu dari kecemasan
3. Hiduplah sederhana
4. Berilah lebih banyak
5. Berharaplah lebih sedikit
6. Tersenyumlah, dunia akan terasa lebih damai
7. Banyaklah bersyukur dengan apa yang kita peroleh
8. Berusaha lebih dekat dengan Tuhan
9. Memberi maaf baik kepada teman, musuh, maupun kepada DIRIMU SENDIRI
“Terimakasih mas, sekarang aku sudah tenang, terimakasih...”, ucap Ratna.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Saat Prapti pergi

Suatu ketika, Galuh mengajak Prapti menemui Tejo di sebuah rumah makan, di sekitar tempat wisata alam. Mereka akhirnya memutuskan untuk m...