Selasa, 19 September 2017

Paimin dan Rijalul Ghaib (Part 4)

Sejak saat itu, Paimin lebih sering menggunakan waktu untuk mendalami Rijalul Ghaib yang ia pelajari dalam buku kegelapan.
Paimin membaca kajian ke 16 :
" Wahai para penempuh Jalan Spritual Berhati-Hatilah jika bertemu dengan Tokoh spritual di manapun mereka berada.. Jangan pernah mengikuti/menghafal kalimat - Kalimat yang tidak engkau fahami arti dan maksudnya...dan jangan menerima Barang kramat apapun.
Karena bisa jadi engkau tertipu dan terjebak baik secara sadar maupun tidak sadar dan sudah bersumpah setia kepada Mahluq Goib dengan kata lain engkau sudah syirik dan kufur dari Nikmat Alloh swt... Na'udzubillah mindzalik..
Dia pun berfikir untuk lebih waspada dalam Hal-Hal Goib yang rentan menuju ke Musyrikan... Dia mulai berfikir untuk segera meningalkan tokoh spritual yang tidak pernah Bersyahadat, Sholat dan tidak pernah Bersholawat kepada Nabi Muhammad saw...
Paimin mencoba merenungi hal tersebut, kemudian sesaat datanglah Tejo temannya. 
"Sedang melamun ya Min?", tanya Tejo kepada Paimin.
"Oh ini Jo, baru merenungi tentang kajian ke-16", jawab Paimin.
"Tentang apaan?" Tanya Tejo lagi.
"Tentang orang yang menempuh jalan spiritual, Spritual yang di Ridhoi Alloh swt adalah spritual yang di Mulai dengan Bersyahadat/bersumpah setia kepada Alloh swt dan Nabi Muhammad saw...", gitu Jo
Setelahnya Paimin masuk rumah sebentar kemudian keluar dengan membawa wedang Jahe khas buatannya. "Minu Jo..", seloroh Paimin
"Srrtpp.. Enak Min, oh ya, lanjutkan kajian 17 dong", pinta Tejo.
"Kajian ke 17 :Jo, begini, Perjanjian Goib antara Manusia dan Mahluq Goib seperti Pesugihan,benda- benda pusaka, jimat dan lainnya dapat di batalkan jika si manusianya Ikhlas lahir dan Bhatin Berbai'at /Berjanji setia kepada Alloh swt dan Nabi Muhammad saw... Sehingga anak cucu si Manusia tersebut tidak jadi korban sebagai tumbal Mahluq goib tersebut...", Paimin melanjutkan membaca bukunya.
"Adakah aturan di dunia mereka Min?", tanya Tejo.
"Ada Jo, dalam dunia Goib ada aturan yang sangat kuat yaitu : Siapa yang memiliki pengikut Goib terbanyak maka dia harus di HORMATI dan di PATUHI, begitulah aturan di Alam goib... Dan pemimpin Alam Goib itu bisa berasal Dari manusia bisa juga dari kalangan Mahluq Goib itu sendiri. Yang terpenting semua pihak baik manusia ataupun mahluq Goib tidak boleh melanggar batas/etika yang sudah berjalan di Alam goib...", jawab Paimin.
"Oh, begitu ya Min, berarti SETIAP TEMPAT ADA ATURAN DAN SETIAP ATURAN ADA TEMPATNYA kan?", tanya Tejo
"Iya Jo", Paimin mengiyakan sambil tersenyum. Paimin melanjutkan membaca Kajian ke 18 : "Berhati-hatilah wahai para Murid Ku... Jika dirimu menemukan Barang yang tak bertuan di suatu tempat... Jangan terburu-buru menyentuhnya apa lagi mengambil barang tersebut...".
"Kenapa Min?", tanya Tejo dengan cepat.
Paimin menjawab dengan serius, "karena dalam aturan Dunia Alam Goib ada standart umum untuk mencari Tumbal pesugihan... Dengan meletakan barang berharga di sembarang tempat... Targetnya adalah untuk mengambil nyawa/jiwa orang yang menyentuh barang tersebut..".
"Lalu adakah ciri khusus dari barang seperti itu Min?", tanya Tejo dengan sedikit bergidik ngeri.
"Ada, ciri-ciri khusus barang yang tak bertuan tersebut selalu ada kain putih di barang tersebut... Bisa tertutup kain putih secara utuh atau bisa juga hanya sebagian saja... Jangan tertipu apalagi bernafsu ingin memiliki barang temuan hanya karena nilai barang temuan itu sangat mengiurkan... Mari kita lindungi diri dan keluarga kita dari Harta yang Haram...", jawab Paimin.
"Aamiin....", tiba-tiba terdengar suara Panjul dari kejauhan. "Eh.. dah lama ya?", tanya Panjul sambil mendekat
Setelah mendekat, Tejo dan Paimin mengangguk menandakan pembenaran dari pertanyaan Panjul.
"Lanjut Kajian ke 19 bro, Wahai Para pencari Jati diri sejati...Jangan pernah mengambil makanan dan minuman mengunakan Tangan Kiri... Karena kebiasaan mengunakan Tangan Kiri akan berakibat fatal untuk proses pencarian Jati dirimu... Manusia yang terbiasa mengandalkan tangan kirinya dalam memasukan makanan dan minuman ke perutnya akan berakibat Terhalangnya Nur Goib yang ada di tubuh manusia tersebut untuk mencari kebenaran dalam dirinya sendiri... Dan dapat di pastikan si manusia tersebut akan di kendalikan oleh Goib yang tidak di ridhoi Alloh swt/Goib Munafik.. sehingga perilaku manusia tersebut dalam proses mencari jati diri / kebenaran Sejati cendrung melanggar etika kehidupan, meninggalkan Logika dan jauh dari syariat yang di bawa oleh Nabi Muhammad saw... Nau'dzubillah Mindzalik.", lanjut Paimin.
"oh... gitu ya... ", tukas Panjul dan Tejo hampir bersamaan.
"Sampai kajian 20 dulu ya bro, dah gemreges nih badanku, Kajian ke 20", tanpa menunggu respon kedua temannya Paimin langsung melanjutkan kajian ke-20, " Perlu di fahami lebih mendalam lagi, Bahwasanya Alam Goib itu sangat membutuhkan Manusia. Karena bagi Mahluq Goib manusia itu adalah alat Transformasi mereka dalam mewujudkan eksistensi mereka di alam Goib... Status mahluq goib yg punya hubungan dengan manusia akan semakin di hormati oleh mahluq goib yang tidak punya hubungan/pengikut manusia."
"Lalu?", tanya Panjul
"Oleh sebab itu Hati-Hatilah dalam mempelajari Alam Goib. Jangan sampai salah jalan..karena fatal akibatnya. Manusia yang bisa di bodohi dengan iming-iming harta dan kehormatan lewat bantuan goib,
sesungguhnya mereka sudah masuk dalam perangkap perbudakan Mahluq Goib yang munafik. Sudah kita sadari bersama hidup di dunia paling lama 80 tahun, setelah itu kita akan hidup dalam perbudakan Mahluq goib tersebut sampai Hari kiamat Tiba. RENUNGKANLAH.", Paimin menjelaskan.
"Mengerikan sekali ya Min, Nau'dzubillah Mindzalik..", seloroh Tejo, "dah dulu ya Min, Njul... ngantuk nih.. dan lagian Paimin dah kemringet tuh, istirahat dulu Min, kapan-kapan dilanjut lagi......"
"Ok Jo... pulang dulu ya Min,.." Timpal Panjul
"Ok bro... kapan-kapan ngumpul lagi untuk lanjutkan kajian kita...", jawab Paimin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Saat Prapti pergi

Suatu ketika, Galuh mengajak Prapti menemui Tejo di sebuah rumah makan, di sekitar tempat wisata alam. Mereka akhirnya memutuskan untuk m...