Rabu, 09 Agustus 2017

Spiritualitas yang tergadai (Part 2)

Setelah kejadian tersebut, Tejo sangatlah mengidam-idamkan Galuh. Di setiap langkah Galuh, dia selalu mencoba untuk menghadirkan kebahagiaan hidup.
Hingga pada suatu hari, Tejo dan Galuh bertemu di sebuah Rumah makan tanpa di sengaja.

Tejo; "Galuh? Suka mie ayam ya?"
Galuh: "Eh mas Tejo, iya nich... my favourite one". "Mas Tejo juga suka ya?"
Tejo: "Iya..."


Berawal dari obrolan basa basi ini, mereka berdua akhirnya terbawa suasana, dengan gelak tawa mengiringi percakapan mereka. Seolah mereka tidak menghiraukan orang yang ada di sekelilingnya.

Mereka pun mengingat masa-masa dimana mereka saling berkasih dahulu, teatpi waktu jua yang memisahkan mereka dari rumah makan tersebut. Mereka pun berencana bertemu lagi di sebuah kafe di daerah Surabaya, Kafe 99 yang sangat terkenal.

Berselang 5 hari setelah itu, mereka bertemu di kafe 99. Peluk erat pun terjadi dengan sangat romantis di kafe tersebut. Dengan kerinduan yang sudah lama terpendam, mereka lepaskan saat itu.
Di saat itu, Galuh mengungkapkan curahan hatinya dengan derai air mata, di pundak Tejo yang dengan sabar mendengarkan cerita dari Galuh, sang pujaan hati.

Dalam balutan lagu romantis, Galuh dan Tejo melepaskan kepenatan dalam pelukan hangat nan mesra, membuat mereka melayang jauh daialam mimpi. Dua jam telah berlalu, mereka masih dalam peluk hangat yang membuat mereka nyaman. 

Pada hari itu, mereka berjanji untuk saling menjaga perasaan mereka dengan ketulusan, rasa saling menghargai dan saling menghormati akan cinta mereka, mereka akan tetap menjadikan perasaan mereka dengan penuh tanggung jawab, meskipun mereka tidak akan bersatu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Saat Prapti pergi

Suatu ketika, Galuh mengajak Prapti menemui Tejo di sebuah rumah makan, di sekitar tempat wisata alam. Mereka akhirnya memutuskan untuk m...