Senin, 18 April 2016

Spiritualitas yang tergadai (Part 1)

Tejo adalah seorang tokoh spiritual di daerahnya. Pada suatu ketika, saat dia sedang berjalan, dia mendapati gambaran kehidupan manusia.
Dalam perjalanannya yang singkat, dia berpikir bahwa segala seuatu itu pasti dapat di raih dengan usaha keras tanpa mengenal lelah. Semangat yang ada pada Tejo memanglah besar, karena dia adalah tipe orang yang optimistis.
Tetapi sesampainya dia di persimpangan jalan, dia bertemu dengan Galuh, temannya yang memang belum lama dikenalnya.
Galuh menyapanya dengan suara lembut... "Mas Tejo... kok sendirian?"
"Eh de Galuh, iya nih, baru mencari inspirasi, akhir-akhir ini buntu inspirasi"
"Inspirasi atau apa mas?", sahut Galuh lagi
"Ini de, mas tadi berpikir, kenapa bintang itu tidak bersinar terang?"
"Oh, begitu ya mas...", tukas Galuh
Kemudian mereka berdua pun asyik dalam obrolan yang panjang, yang pada akhirnya merekapun berpisah lagi.
"Bye Galuh, pulang dulu ya..", Tejo menutup percakapan mereka
"Oke mas Tejo, hati-hati di jalan ya..., sampai ketemu lagi kapan-kapan..", jawab Galuh.
Beberapa hari berselang, Tejo kadang berpikir tentang Galuh, Galuh adalah seorang wanita yang cantik, lembut dan baik hati, tetapi, dia masih baru dalam kehidupan Tejo, itu yang membuat Galuh lebih menarik hati Tejo di banding teman-temannya yang lain.
Tejo menyadari bahwa keinginannya itu sangatlah tidak mungkin, karena Tejo dan Galuh sudah terikat janji serani suci, yang artinya mereka berjanji untuk tidak terikat dalam suatu pernikahan.
Suatu hari Galuh mengalami musibah, Dia dibenci oleh teman lain yang membuat dia menangis setiap hari, dan itu membuat dirinya jatuh sakit. Meskipun Galuh dalam keadaan sakit, dia menampakkan bahwa dia tidak sakit dan berusaha tegar didepan teman-temannya, apalagi yang membenci dirinya.
Tejo yang melihat keadaan roman muka Galuh, dia akhirnya tahu bahwa Galuh dalam keadaan sakit. Dia mengamati keadaan Galuh setiap saat dan selalu mendoakan Galuh tetap dalam keadaan sehat dan berupaya agar Galuh merasa yakin bahwa sakitnya pasti akan sembuh, dan tidak mungkin ada sakit yang tidak ada obatnya.
Tejo selalu berdoa pada Tuhan, Ya Allah, jauhkanlah sakit dari Galuh, Angkatlah semua penyakitnya dan peliharalah dia dalam kesabaran dan ketabahan.
Hingga suatu saat, perhatian Tejo menimbulkan detakan aneh pada diri Galuh, Galuh merasa nyaman berada didekat Tejo.
Akhinya hari demi hari kedekatan Tejo dan Galuh semakin intim, mereka sering ngobrol bareng, tetapi inilah awal mula dari konsep spiritualitas Tejo yang tergadaikan... dia sering membayangkan Galuh, begitu juga Galuh, sering membayangkan Tejo. Yang menjadi pertanyaan adalah, akankah janji serani suci itu dilanggar oleh mereka berdua, dengan tergadainya spiritualitas mereka. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Saat Prapti pergi

Suatu ketika, Galuh mengajak Prapti menemui Tejo di sebuah rumah makan, di sekitar tempat wisata alam. Mereka akhirnya memutuskan untuk m...