Selasa, 13 November 2012

Tempayan Retak

Seorang tukang air memiliki dua tempayan besar, masing-masing bergantung pada kedua ujung sebuah pikulan , yang dibawa menyilang pada bahunya. Satu dari tempayan itu retak, yang satunya tidak. Tempayan yang tidak retak selalu dapat membawa air penuh dari mata air ke rumah majikannya, sedang tempayan air yang retak itu hanya dapat membawa air setengah penuh. Selama dua tahun hal ini selalu terjadi setiap hari. Si tempayan yang tidak retak merasa bangga akan prestasinya, karena dapat menunaikan tugasnya dengan sempurn. Namun si tempayan retak merasa malu sekali akan ketidak sempurnaannya dan merasa sedih dia hanya dapat memberikan setengah dari yang seharusnya dapat diberikannya.

Tertekan oleh kegagalan ini, tempayan retak itu berkata kepada si tukang air,” saya sungguh malu pada diri saya sendiri, dan saya ingin mohon maaf kepadamu”. Kenapa kamu merasa malu ?” Tanya si tukang air,” karena saya hanya mampu, selama dua tahun ini, membawa setengah porsi air karena retakan pada sisi saya telah membuat air yang saya bawa bocor sepanjang jalan menuju rumah majikan kita. Karena cacatku itu. Saya telah membuatmu rugi.” Kata tempayan yang retak itu. Si tukang air merasa kasihan pada si tempayan retak dan berkata, “ jika kita kembali kerumah majikan besok, aku ingin kamu memperhatikan bunga- bunga indah di sepanjang jalan “. Benar ketika mereka naik ke bukit, si tempayan retak memperhatikan dan baru menyadari bahwa ada bunga- bunga indah di sepanjang sisi jalan, dan itu membuatnya sedikit terhibur.” Apakah kamu memperhatikan adanya bunga- bunga indah di sepanjang sisimu, tapi tak ada bunga di sepanjang jalan disisi tempayan lain yang tak retak itu ?”. itu karena aku menyadari akan cacatmu dan aku memanfaatkannya. Aku telah menanam benih bunga di sepanjang jalan di sisimu, dan setiap hari kita berjalan pulang dari mata air, kamu mengairi benih-benih itu. Selama dua tahun ini aku telah dapat memetik bunga-bunga yang indah itu untuk menghias meja majikan kita. Tanpa kamu sebagaimana kamu adanya majikan kita tak akan dapat menghiasi rumahnya seindah sekarang” kata tukang air pada tempayan retak.
Setiap dari kita memiliki cacat dan kekurangan. Kita semua adalah tempayan retak. Terlalu sering kita melupakan apa yang kita miliki dan hanya berkonsentrasi terhadap apa yang tidak kita miliki. Kadang kelebihan atau kekurangan yang dimiliki seseorang merupakan anugerah bagi orang lain, semua berdasarkan perspektif setiap pribadi. Namun jika kita mau, Tuhan akan menggunakan kekurangan kita untuk menghiasNya. Dalam pandangan Tuhan Yang Maha Bijaksana, tak ada yang terbuang percuma. Jangan takut akan kekuranganmu. Kenalilah kelemahan dari kita dan kita pun akan menjadi sarana keindahan Tuhan. Ketahuilah didalam kelemahan kita terdapat kelebihan kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Saat Prapti pergi

Suatu ketika, Galuh mengajak Prapti menemui Tejo di sebuah rumah makan, di sekitar tempat wisata alam. Mereka akhirnya memutuskan untuk m...