Selasa, 08 Januari 2013

Kalung Brojo Lumintang

Suatu malam, Tejo dalam perjalanan pulangnya dari Perbukitan Menoreh, mendapati sesuatu yang aneh dalam perjalanannya. Dalam Landcruisernya, bersama dengan temannya Saleh dan Mamat, dia merasakan udara dingin menyembur ke tubuhnya.
"Bro... kok dingin banget ya?", tanya Tejo pada kedua temannya itu.
"Dingin apanya bro... inikan hanya Ac saja", sahut Saleh.
"Bener bro, coba di cek aja AC-nya, mungkin kamu putar pada posisi sangat dingin kali", sahut Mamat menambahi.
"Enggak Bro.. ini Ac posisi 1, dan ini memang dingin bro...", jawab Tejo. "Ini badanku pe menggigil....", sahutnya lagi.
"Gini aja Jo, kamu dibelakang aja, gimana?, sahut Saleh.
"Istirahat dulu aja yuk....", Tejo melanjutkan.
"OK!", kedua teman Tejo menyahut bersamaan.
Di tempat itu, Tejo tiduran sebentar... Saleh dan Mamat berjalan-jalan di semak pinggir jalanan. Mereka tidak menyadari ada pergerakan dedaunan, entah apa... Tejo, waktu itu menengok ke tempat kedua temannya berjalan dan menyadari adanya bahaya... "Mereka dalam bahaya", gumam Tejo.
"Awas... hati-hati Bro...", teriak Tejo
Tidak lama berselang, muncullah sekawanan srigala hutan berjumlah 7 ekor dari rimbunnya semak... Srigala-srigala itu tampak aneh, dengan kepala sangat besar, tetapi badannya kecil.
Melihat srigala itu, Saleh dan Mamat gemetaran tidak karuan, kemudian mereka berlari tunggang langgang menjauhi srigala tersebut. Tetapi, srigala-srigala tersebut tidak mengejar Saleh dan Mamat, tetapi Tejolah yang dikejar oleh kawanan srigala itu.
Pimpinan srigala segera mengejar Tejo, dengan sigap Tejo menghindari srigala tersebut. Tejo terjatuh, srigala segera berkerumun disekitar tubuh Tejo. Tejo ingat, bahwa anjing takut dengan batu, kemudian melihat disekelilingnya ada batu, dia dengan sigap segera mengumpulkan bebatuan itu, dan ketikapimpinan srigala kembali menyerang Tejo, dia langsung melemparkan batu tersebut ke kepala sang Srigala.
"Dukkk..", bunyinya sangat keras sehingga kepala pimpinan srigala pecah.. matilah pimpinan kawanan itu. semua srigala berpandangan, seolah-olah tidak percaya.. kemudian semua gerobolan menyerang secara bertubi-tubi kepada Tejo, tejo agak kewalahan menghadapi serangan itu, tetapi pada akhirnya semua srigala itu dapat terbunuh. Selamatlah Tejo dari serangan kawanan srigala sendirian. Teman-temannya yang ketakutan pergi entah kemana. Pertempuran dengan srigala-srigala tersebut ternyata sangat lama, sampai jam dua pagi.
Dengan langkah gontai, Tejo berjalan menuju ke kawanan srigala itu dan mengumpulkannya menjadi satu..
"Wush....", angin berdesir sangat kuat, kemudian terlihat cahaya putih berkilauan diantara tumpukan srigala-srigala tersbut. Tejo penasaran dengan cahaya itu, kemudian dia membongkar lagi tumpukan srigala tersebut dan dia kaget.
"Cling...wush", angin dan kelebatan cahaya muncul bersamaan dengan aroma melati...
Tejo melihat ada sebuah kalung berwarna merah delima bercahaya putih...
"Ambillah.. itu milikmu..", ada suara orangtua memerintahkan Tejo mengambil kalung itu, Tejo kemudian mengangkat dan mengambil kalung itu. "Itu kalung Brojo Lumintang anakku", lanjut suara itu, "Gunakan dengan bijak agar berguna dikemudian hari.
"Terimakasih", timal Tejo, semoga Allah ridho atas kalung Brojo Lumintang ini. Kemudian Tejo melangkah masuk ke mobilnya dan mencari kedua temannya. Dia bersyukur karena menemukan kedua temannya itu dalam keadaan sehat, lalu mereka melanjutkan perjalanannya lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Saat Prapti pergi

Suatu ketika, Galuh mengajak Prapti menemui Tejo di sebuah rumah makan, di sekitar tempat wisata alam. Mereka akhirnya memutuskan untuk m...