Kamis, 16 Agustus 2012

Kapan 1 Syawal 1433 H


Melansir dari Bisnis Indonesia dalam situsnya  www.bisnis.com, diperkirakan, perbedaan penetapan awal Ramadan nampaknya tak akan terjadi pada penetapan Idul Fitri. Sebab, 1 Syawal 1433 Hijriah diperkirakan jatuh pada 19 Agustus mendatang.

"Idul Fitri sama, yaitu tanggal 19 Agustus karena pada tanggal 17 Agustus posisi hilal masih di bawah ufuk. Maka bulan baru tanggal 1 Syawal 1433 H jatuh pada lusa harinya yaitu tanggal 19 Agustus," kata salah satu pimpinan Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah Marifat Iman.

Marifat Iman yang juga anggota Komisi Fatwa MUI Pusat menegaskan, posisi hilal seperti itu semua umat Islam Indonesia sepakat untuk menetapkan awal bulan lusa harinya.

Rois Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Kiai Masdar F Masudi juga senada. Menurutnya kalender NU menetapkan awal 1 Syawal sama pada 19 Agustus 2012. "Sebenarnya NU juga mempunyai hitungan hisab yang diperkokoh dengan rukyat atau melihat hilal atau bulan itu," kata Masdar F Masudi.

Hemat Masdar, kebersamaan menentukan 1 Syawal ini baik karena tidak membingungkan umat. "Ya intinya baguslah kalau ada kesamaan sehingga tidak ada perbedaan," pungkasnya.

Ketakutan yang muncul adalah, puasa pada Iedul Fitri (Lebaran makan) adalah Haram. Jika ada kesalahan, siapa yang akan menanggung kafaratnya?

Misal, seharusnya lebaran adalah hari minggu, kebetulan pemerintah menentukan hari senin. Jika hal itu terjadi, umat tentunya bingung, mereka akhirnya mengikuti instruksi dari organisasi yang dipercayainya masing-masing. Yang jadi masalah, jika ternyata yang benar tanggal 1 Syawal adalah hari minggu, sedang pemerintah menentukan hari senin, sehingga umat Islam sebagian ada yang masih melakukan puasa pada hari minggu, apa hukum bagi mereka?

Puasanya haram atau puasanya syah?

Tetapi jika yang benar adalah pemerintah, maka yang hari minggu lebaran, mereka bisa mengganti puasanya yang kurang 1 hari di kesempatan lain.

Jadi jikalau ada 1 syawal ditetapkan sebanyak dua kali, sepertinya lebih aman kalau misalnya kita mengikuti yang lebaran di hari yang kedua (perttama menurut keyakinannya), maka tidak usah berpuasa di hari lebaran pertama (menurut versi yang tidak dia ikuti), tetapi juga tidak melakukan shalat Ied dihari itu, karena untuk berjaga-jaga akan puasa yang dihari terakhir itu ternyata puasa haram.,

Penentuan 1 Ramadhan dan 1 Syawal sangatlah riskan bagi umat Islam. Yang menjadi pertanyaan adalah, mengapa harus melihat hilal? Manusia mempunyai jarak pandang yang terbatas. Kenapa manusia tidak menggunakan pikiran mereka? Karena jelas Allah menciptakan segala sesuatu agar dipelajari oleh manusia.
Jikalau memang Pemerintah (lebih condong ke NU) dengan dalih penetapan awal bulan harus melihat “Wujudul Hilal”, kenapa sekarang sudah berani memperkirakan 1 Syawal jatuh tanggal 19 Agustus?

Kalau memang benar, berarti memang kita harus bersyukur, tapi jika saja menurut ilmu hisab tanggal 19 Agustus sudah masuk tanggal 1 Syawal 1433 H, seperti yang diungkapkan Masdar F Masudi diatas, bahwa mereka harus mengokohkan pendapatnya dengan rukyat, atau dengan kata lain harus ada wujudul hilal, tetapi ternyata dari seluruh Indonesia yang melakukan rukyat diberi keistimewaan oleh Allah tidak bisa melihat hilal karena tertutup mendung tebal (padahal hilal saat itu sudah ada), apakah tanggal 1 Syawal akan diundur keesokan harinya / tanggal 20 Agustus 2012?

Semoga Allah memberikan petunjuk bagi kita semua.. dan memberikan hidayahnya sehingga kita dapat menentukan dengan benar, meskipun BENAR ITU BENAR-BENAR BELUM TENTU BENAR.... KARENA KEBENARAN HANYALAH MILIK ALLAH.... Semoga Allah menunjukkan kita semua pada kebenaran yang benar-benar BENAR...  Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Saat Prapti pergi

Suatu ketika, Galuh mengajak Prapti menemui Tejo di sebuah rumah makan, di sekitar tempat wisata alam. Mereka akhirnya memutuskan untuk m...