Senin, 09 Januari 2012

PEARL JAM

Disuatu malam, Tejo, sebut saja seorang pria yang berkewarganegaraan Suriname, mendapatkan sebuah sms dari mantan pacarnya, sebut saja Rina.
Dia (Rina) mengingat akan masa lalunya, dengan keriangan yang ada pada Tejo, seolah-olah kenangan itu tetap saja ada dipelupuk matanya, yang kadang membuatnya Rindu akan kehadiran Bejo disampingnya. Bejopun kadang masih teringat akan Rina yang memang merupakan cinta sejatinya itu.
Rina mengirimkan SMS pada Tejo, "Kapankah kebahagiaan itu datang padaku?"
Dengan nada menasehati Tejo mengirimkan balasan pada Rina; "Kebahagiaan itu tergantung dari hati kita, so, kenapa harus mencarinya?"
Meski begitu, Tejo sebenarnya juga sangat kangen terhadap Rina, dia berharap Rina pun masih berada disisinya.....
Tejo masih berpikir, seandainya saja dia tidak pulang ke Suriname, mungkin dia masih bisa bersama dengan Rina dalam suatu ikatan suci, sayang, jarak telah memisahkan mereka dengan jarak yang sangat jauh.
Karena jarak yang jauh itu, Rina akhirnya menikah dengan pria lain, sebut saja Praya, yang seorang pengusaha besar. Harapan Rina adalah supaya bisa mendapatkan kebahagiaan dar Praya, dengan melupakan masa lalunya dengan Tejo. Tetapi, Rina tidak mendapatkan kebahagiaan itu walaupun sudah dikaruniai dua putri, sebut saja Mei-mei dan Mei-Ling. 
Begitu mengingat itu, Tejo mencoba untuk tetap bertahan akan kesetiaan janjinya, supaya Rina mendapatkan kebahagiaan dari Praya. Tejopun menuliskan lagi balasan, "Kebahagiaan itu sudah kamu dapat palingtidak dari dua putri tercintamu, dengan melihat tumbuh kembang mereka yang sesuai harapanmu kan?"
Rina kembali menjawab, "Kebahagiaan itu tidak pernah ada sekarang, walau memang dua putriku itu memberiku kebahagiaan sesaat, tetapi dunia sudah teramat pahit kurasakan, mungkin itu adalah salahku sendiri, dengan memilih mutiara yang putih, bersih dan meninggalkan mutiara satunya demi merengkuh kebahagiaan dari Mutiara putih, tetapi apa yang kudapat? Bukan kebahagiaan, tetapi getirnya dunia"
Membaca sms itu, Tejo bingung untuk menjawabnya, lalu dia mencoba untuk membuat suatu lelucon, agar suasana kembali cair, "Rin, kenapa kamu bilang begitu? Apakah kamu sudah menjilat bara api sehingga sudah tidak merasakan manisnya dunia karena ujung lidahmu terbakar?"
Lama Rina tidak menjawab sms itu, kemudian terdengar suara sms di bangku Tejo, dia buka, ternyata dari Rina, "Bukan hanya lidahku yang terbakar, tetapi, hati, jiwa dan ragaku juga terbakar". "Aku dulu punya utiara yang sangat indah, kenapa tidak kubeli, justru kugadaikan dengan mutiara putih yang terlihat sangat indah dan menawan, tetapi ternyata bagian dalamnya hanya sebuah kristal kaca yang tampak elegan, kenapa?
Tejo menjawab lagi, "Sudahlah Rin, masa lalu itu lupakan, asa dan nyata memang kadang tak sama, tetapi asa tidak pernah akan musnah adanya". 
Tak berapa lama kemudian Rina menjawab lagi, "Akankah aku bisa meraih mutiara itu lagi?"
Tejo menjawab dengan singkat, "Hanya Allah-lah yang maha berkehendak".
Malampun larut dan akhirnya rasa kantuk menyelimuti keduanya, sms terakhir Rina malam itu, "My Pearl, Goodnight, have a nice dream, love u..."
Tejo jawab dengan singkat juga, "Have a nice dream too"
Tejo bingung, kenapa masih ada PERAL JAM dalam hidupnya? ya sudahlah, Allah memang yang maha berkehendak dan mengetahui apa yang terbaik buat hambanya.. Akhirnya Tejopun tertidur pulas.. zzzzzzzzzzzz








Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Saat Prapti pergi

Suatu ketika, Galuh mengajak Prapti menemui Tejo di sebuah rumah makan, di sekitar tempat wisata alam. Mereka akhirnya memutuskan untuk m...