Pagi hari ini,
Tejo, Paimin, Panjul beserta anggota klub manasuka berjalan-jalan ke daerah
Bukit Menoreh untuk melakukan ritual terakhir dalam rangka pengkajian rijalul
Ghaib yang terakhir. Paimin berkata, “baiklah, mari kita mulai kajian kita. Kajian
ke 31 : Janganlah terobsesi dengan Alam Ghoib karena akan kecewa adanya. Mendekatlah
dengan yang menciptakan Alam Ghoib yaitu Alloh swt. Mintalah izin pada Alloh
swt agar di perkenankan untuk mendalami Dunia keghoiban. Jika Alloh swt sudah
berkenan dan Ridho terhadap seorang Hamba maka apapun yang tidak mungkin akan
menjadi mungkin karena tidak ada yang mustahil bagi Alloh swt.
Panjul dengan
penasaran bertanya, “Hukum rimba berlaku?, berarti yang lemah akan terseleksi
oleh alam dong Min..”
“Ya..., itu
pasti Njul...”, jawab Paimin. “lanjut saja ya, Kajian ke 32 : Wahai Para
penempuh di jalan Alloh swt. Kurangilah melihat wanita dan Pria yang bukan
Muhrimmu. Karena terlalu banyak melihat wanita/Pria yang bukan muhrim akan melumpuhkan
panca indra Ghoib yang sudah engkau miliki. Dan membuat Ghoib yang di muliakan
Alloh swt akan menjauh selama 7 hari lamanya. Dan dapat di pastikan dirimu akan
dalam masalah terus selama 7 hari lamanya. Dalam dunia spritual yang
mengagungkan Alloh swt banyak aturan yang harus di fahami. Tidak bisa sesuka hati
kita dalam bertindak dan berucap. Oleh karena itu jika tidak bisa kendalikan
diri dan Nafsu sendiri ada baiknya mundur saja dari Dunia Spritual. Mencampurkan
yang Haq dan yang Bhatil akan beresiko di kemudian harinya. Lebih baik jadi
orang awam saja. Daripada mendalami spritual tapi setengah Hati. Ingatlah Dunia
Ghoib Jangan di buat permainan.”
Panjul dan Tejo
hanya terdiam sambil mengangguk, kemudian Paimin melanjutkan kajian ini sampai
pada kajian terakhir.
“Ini yang
terakhir,”, kata Paimin, “Kajian ke 33 : Fahami dan Bedakan makna Guru
Ruhani/Bhatiniyyahdan Guru Dhohir/Lahiriyyah. Guru Ruhaniyyah lebih
mengedepankan aspek Ruhani/Ghoib dalam membimbing Murid-Muridnya. Guru Ruhani
selalu Hadir ke Alam Ruhani/Alam mimpi para murid-muridnya sesuai maqom/derajat
si Murid. Bila si Murid sudah mampu bertemu dengan Guru Ruhaninya dalam Wujud Ruhani
Guru yang sebenarnya maka dapat di pastikan si Murid sudah mencapai derajat
KAFFAH BILLADUNI MURSYID”.
“Maksudnya
Min..?, “ Tanya Panjul lagi
“Begini, artinya
: Si murid sudah Saatnya di bimbing langsung Oleh Alloh swt..aamiin. Wujud
aslinya Guru Ruhani adalah Wujud Asli dari Guru-Guru Ruhani yang Terdahulu/silsilah
Guru dengan kata lain secara JASAD bisa saja JASAD Guru Ruhani itu berubah-ubah
sesuai zaman dan Umur/Usia Jasad secara umumnya. Namun secara RUHANIYYAH tidak
ada perubahan sedikit pun. SELALU SAMA SAMPAI AKHIR ZAMAN.”, Jelas Paimin
Tejo setelah
mempelajari semua itu, akhirnya berkomentar pendek, “Min... apakah tidak
berbahaya mengajarkan ini semua, karena eksistensi dari semua itu mengarah pada
WAHDATUL WUJUD, dimana manusia menyatu dengan Tuhannya. Karena seperti kita
ketahui, dahulu di Irak, Al Hallaj dipancung karena hal tersebut, juga Syeh
Siti Jenar dihuku Sunan Kalijagakarena hal tersebut bisa menyebabkan
kemusyrikan besar.”
“Iya sih, tapi
ini hanya sekedar kajian Jo, dan aku sendiri ingin tidak ada yang melakoninya..”,
jawab Paimin.
Akhirnya hari
itu disudahilah pembahasan tentang Rijalul Ghaib, dan jika ada salah dalam
penulisannya, penulis mohon maaf.
Semoga kita
semua masuk dalam kelompok Muslim yang Hanif, Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar