Suatu hari dalam hutan belantara
liar ada sidang besar yang dihadiri oleh bangsa jin, bangsa manusia, dan bangsa
binatang, tiga kelompok berbeda jenis ini saling berdiskusi lintas alam.
Mereka membahas masalah regional dan zona perbatasan yang harus disepakati, serta dipatuhi oleh masing-masing pihak…., sebab isu kerakusan manusia tamak telah membuat gerah bangsa jin, juga meresahkan para binatang.
Apalagi sudah terbukti adanya ulah segelintir manusia di ranah social media yang bersifat melebihi jin syetan, malah bertabiat seperti binatang…., hal ini yang membuat bangsa jin dan para binatang protes, serta mengecam aksi manusia tamak tersebut….
Mereka membahas masalah regional dan zona perbatasan yang harus disepakati, serta dipatuhi oleh masing-masing pihak…., sebab isu kerakusan manusia tamak telah membuat gerah bangsa jin, juga meresahkan para binatang.
Apalagi sudah terbukti adanya ulah segelintir manusia di ranah social media yang bersifat melebihi jin syetan, malah bertabiat seperti binatang…., hal ini yang membuat bangsa jin dan para binatang protes, serta mengecam aksi manusia tamak tersebut….
Mereka juga mempunyai akun social media bro, so mereka juga jadi follower manusia.
Sangatlah wajar bila bangsa jin
dan para binatang mengajukan gugatan hukum ke pengadilan rimba belantara,
karena fungsi tugas peranan mereka sudah didominasi dan seperti diambil alih
oleh kelakuan bangsa manusia.
Bangsa jin dari golongan syetan
mengajukan protes dan gugatan terhadap bangsa manusia yang kerap kali membawa /
menyebut nama “syetan” sebagai bentuk konversi, serta konotasi buruk (walaupun
syetan terkutuk memang buruk)…., misalnya kata-kata seperti ini yang
dilontarkan sesama manusia: “Dasar Manusia Syetan loe….!” dsb…., maka predikat
syetan versi stempel manusia ini, menurut jin golongan syetan, dapat
memperburuk citra syetan yang memang sudah buruk dari kodratnya.
Begitupun para binatang,
mengajukan protes dan gugatan terhadap bangsa manusia yang kerap kali membawa /
menyebut nama “binatang” sebagai bentuk konversi, serta konotasi buruk….,
misalnya kata-kata seperti ini yang dilontarkan sesama manusia: “Dasar Manusia
Binatang loe…., dasar anjing, babi, kambing, sapi, monyet loe….!” dsb…., maka
predikat binatang versi stempel manusia ini, menurut binatang yang polos tak
berdosa, sangat merugikan dan mencemarkan nama baik para binatang tersebut.
Manusia adalah makhluk sosial yang saling
berinteraksi, ada manusia jadi-jadian yang hidupnya penuh tipu daya demi
pembodohan publik, apa mereka bisa disebut makhluk sosial….? Apa tidak malu
sama binatang….? Karena binatang pun berkomunitas…., tidak sedikit para
binatang yang mempunyai rasa sosial dan memiliki naluri untuk menolong makhluk
lain !
Lahh kok jin malah menggugat
manusia ?
Bukannya jin syetan senang kalau merger sama manusia
syetan ? Biasanya kalau mereka merger dengan manusia dengan gaya mereka yang sok imut, galau, menangis atau bahkan tertawa untuk menarik perhatian manusia yang lain sebagai protes mereka. Selain itu mereka melakukan kegaduhan denngan bahasa yang tidak dimengerti oleh manusia, maka merekapun selalu melakukan kegiatan ALAY dengan gerakan lucu, menari, menggeram dan senang dengan gerakan binatang. itulah kolaborasi mereka.
Jin syetan + Manusia syetan =
Perilaku Binatang….
Betul gak ? Silahkan dicermati lagi dan direnungkan...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar