Suatu ketika, di pinggir hutan, tinggallah seorang
tua yang bijak, namanya Syeh Ja’far. Orang-orang desa mengenalnya sebagai sosok
yang baik hati. Pondoknya sering menjadi tempat berkunjung bagi yang
membutuhkan bantuan. Makanan, minuman, obat-obatan dan seringkali nasehat-nasehat,
kerap dihasilkan dari dalam pondok itu.
Ketenangan dan keasrian selalu menyertai sekitar
lingkungannya. Hingga pada suatu hari, terdengar teriakan lantang dari luar,
"Ajarkan aku tentang kehidupan!!". Ah, rupanya, ada seorang anak muda
yang datang dengan tergesa-gesa, namanya Tejo. "Aku adalah pengelana, yang
telah berjalan jauh dari ujung-ujung buana. Telah ribuan tempat kujelajahi dan
telah ribuan jengkal kususuri. Namun, aku tetap tak puas, ajarkanlah aku
tentang kehidupan." Begitu teriak Tejo.