Sabtu, 18 Juni 2016

Pembunuhan Sadis Tanpa Darah

Di sebuah kota, hiduplah seorang perempuan cantik yang bekerja di sebuah kantor ternama. Sebut saja namanya Galuh. Di dalam kantornya, dia adalah orang baru. Sebagai orang baru, dia belum mengenal seluruh seluk beluk kantornya beserta para pegawai lainnya.

Jumlah pegawai dikantornya lumayan banyak, yaitu 80 orang dengan karakter masing-masing. Kepala Kantornya adalah seorang pria dengan tubuh tidak terlalu tinggi dan ambisius. Dalam kesehariannya dia tidak menunjukkan diri sebagai pemimpin, tetapi sebagai bos yang selalu menyalahkan anak buahnya. Sebut saja namanya Mustang. Mustang dibantu oleh empat orang kepercayaan yang mempunyai karakter aneh, salah satu diantaranya adalah Kertarajasa.

Dalam kelangsungan kantor itu, Kertarajasa mempunyai kekuatan yang sangat berpengaruh bagi Mustang dalam setiap kebijakannya. 
Dalam keseharian, Kertarajasa adalah seorang keras yang sombong, tetapi dia sangat mudah luluh dengan perempuan cantik. Kertarajasa juga mempuntai dua orang kepercayaan, yang selalu menjalankan tugasnya. Mereka adalah Romeo dan Tejo. Romeo adalah orang yang ogah-ogahan dan mengatakan asal bisa jalan sudah OK, ini sangatlah berbeda dengan Tejo yang selalu bermimpi untuk menjadikan kantornya lebih baik dengan kriteria yang diajukannya.
Hampir semua pekerjaan kantor Tejolah yang menyelesaikan, tetapi Mustang selalu mendapat laporan bahwa pekerjaan itu diselesaikan oleh Kertarajasa dan Romeo.
Meskipun Tejo tahu akan hal itu, Tejo tetap diam, karena apalah pentingnya penilaian orang, karena memang Tejo adalah orang yang tidak terlalu peduli dengan lingkungannya. Dia berprinsip, asalkan dia mencoba dan berkembang, maka kemajuan kantornya akan turut mengikuti.
Singkat cerita, kembali ke Galuh, ternyata dia mempunyai masalah yang tidak ringan, karena banyak teman sekantornya yang selalu mengusik dia, apalagi karyawan perempuan di kantornya.
Ada beberapa orang yang sangat terlihat jelas tidak suka padanya, diantaranya adalah Juliet, yang usianya sepantaran. Kata orang, Juliet adalah karyawan yang cantik. Itu mungkin benar, karena Kertarajasa ternyata jatuh hati pada Juliet, dan juga Romeo.
Kedekatan mereka selalu membuat orang lain di kantor itu merasa cemburu, karena keputusan dan kebijakan yang berlaku selalu berpihak kepada Juliet.
Suatu saat Juliet dan Galuh berada dalam pekerjaan yang sama. Juliet yang tidak suka akan kehadiran Galuh di kantornya, selalu membuat masalah dengan menjelek-jelekkan Galuh di manapun, dengan membuat laporan palsu kepada Kertarajasa, sehingga galuhpun merasa tidak nyaman.
Ada lagi, ada karyawati lain yang usianya lebih tua dari Galuh, yang berada dalam satu divisi dengan Galuh, sebut saja namanya Debra, yang selalu menghindari Galuh, meski Galuh sudah mencoba untuk berbaikan dengan Debra. Itu semakin membuat Galuh tidak nyaman berada di kantornya.
Hal ini sudah diketahui oleh Tejo, yang memang sebenarnya sudah memperhatikan Galuh semenjak dia datang ke kantor itu, yang menamakan itu sebagai pembunuhan Karakter bagi Galuh, yang jelas Tejo sangat menentang pembunuhan karakter ini.
Begitu juga dengan teman dalam satu divisi lainnya, yang lebih sering diberi julukan pak Jampang, karena jampangnya yang lebat, yang selalu mengomentari keberadaan Galuh saat di depan Kertarajasa. Dia sepertinya takut nanti kalau kalah bersaing dengan Galuh, sehingga sering mengatakan yang jelek tentang Galuh di belakangnya. 
Setiap Galuh ada masalah, Tejo selalu ada untuknya. Kedekatan ini kadang membuat orang lain berprasangka macam-macam kepada mereka berdua. 
Suatu saat, ada seorang teman laki-laki Tejo yang melaporkan kedekatan mereka berdua, sebut saja Tatang, yang ternyata dia jatuh hati kepada Galuh. Segala cara dia lakukan untuk menaklukkan hati Galuh. Diapun sering menebar isyu-isyu tentang kedekatan Galuh dan Tejo. 
Singkat cerita, Tejo mendapat tugas penting dari kantornya, dengan arahan dari Kertarajasa, semua pekerjaan itupun selesai dilakukan. Tetapi, akhir cerita, ada kesalahan dalam pengerjaan itu, meski itu bukan murni kesalahan dari Tejo, karena Kertarajasa mempunyai andil besar dalam kesalahan itu, tetapi Kertarajasa melaporkan kepada Mustang, pimpinan kantor bahwa itu murni kesalahan dari Tejo.
Jelas ini adalah pembunuhan karakter. Tetapi akhirnya ada jalan pemecahan yang sudah terjadi. 
Beberapa minggu berlalu, tanpa ada masalah, tetapi pada waktu Rapat Anggota Kantor, kesalahan itu diungkit lagi oleh Mustang, yang menyalahkan Tejo di depan teman-teman kantornya. Alangkah sakit hati Tejo waktu itu. Dalam hatinya, Tejo mengatakan ini adalah pembunuhan sadis, lebih sadis dari pembantaian. Galuh dan Tejo adalah korban pembunuhan itu. Tetapi Tejo tetap menguatkan hati, tetapi Galuh merasa tidak kuat lagi. Tejo tetap menasehati kepada Galuh, jangan mudah menyerah, karena menyerah berarti kalah.

NB: Jangan pernah menyalahkan orang tanpa memberi solusi, karena itu namanya pembnuhan karakter.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Saat Prapti pergi

Suatu ketika, Galuh mengajak Prapti menemui Tejo di sebuah rumah makan, di sekitar tempat wisata alam. Mereka akhirnya memutuskan untuk m...