Pak Tedjo memperhatikan
dan mendengarkan suara merdu yang tidak asing di telinganya dalam kamarnya.
Menggambarkan sebuah cerita wayang dengan formula humor serius. Yaa… itu suara Panjul
yang sedang melakonkan sebuah kisah. Digenggamannya terdapat tiga tokoh wayang
kulit. Satu berbentuk raksasa di tangan kiri dan dua berbentuk Punokawan yaitu
Semar dan Bagong.
” Jagad...
Dewo Bathoro jagad.... Heeehh...!!! Kowe manungso elek-elek rupamu...
pendek-pendek bentukmu. Opo arep golek patimu kowe teko mrene? Hheeehh....“
kata raksasa kepada kedua punokawan Semar dan Bagong itu.